Queen of Wands / Ratu Tongkat
Kata Kunci
Tegak:
Berani, percaya diri, ambisius, bersemangat, karismatik, optimis, kreatif
Terbalik:
Keras kepala, banyak berpikir, menarik diri, tidak bersemangat, pesimis
Deskripsi berdasarkan kartu Waite-Smith
Dalam kartu ini, Sang Ratu Tongkat duduk di singgasana berhias singa yang saling berlawanan arah, yang melambangkan elemen api dan semangat. Di mahkotanya, tangannya, dan di belakangnya terdapat elemen bunga matahari yang menggambarkan kehidupan, kebahagiaan, dan kesuburan. Di tangan kanannya, Sang Ratu memegang tongkat dengan pucuk daun yang melambangkan pertumbuhan dan kehidupan. Sang Ratu percaya diri dan senang untuk menjadi diri sendiri apa adanya, hingga menunjukkan kucing hitam yang disukainya.
Kartu Ratu Tongkat merupakan Kartu nomor 13 pada elemen Tongkat di Arkana Minor .
Arti Kartu Tarot Queen of Wands upright / Ratu Tongkat tegak
Kartu Sang Ratu Tongkat tegak adalah panggilan untuk menjadi sosok yang berani, kuat, dan percaya diri. Jika kita bersemangat dan percaya diri, kita dapat mencapai tujuan yang kita inginkan. Kita pun akan dikenal sebagai sosok yang berkharisma dan orang lain akan menghargai keberadaan kita. Kita perlu percaya pada kemampuan yang kita miliki dan jangan takut untuk menjadi diri sendiri. Kartu ini mengingatkan kita untuk menjadi autentik. Dengan jujur pada diri sendiri, kita akan merasa nyaman dan semakin mudah untuk menumbuhkan semangat. Selain itu, kita pun akan menjadi lebih kreatif.
Jika kita nyaman dengan diri sendiri, kita akan menularkan suasana yang nyaman pula pada orang lain. Kelak kita pun dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang-orang di sekitar kita. Kartu ini mengajak kita untuk mengekspresikan diri dan bersikap terbuka pada orang lain, layaknya Sang Ratu yang menunjukkan kucing hitam kesayangannya. Sang Ratu tidak mempedulikan apa kata orang lain karena dia optimis, berani, kuat, dan percaya diri.
Arti Kartu Tarot Queen of Wands reversed / Ratu Tongkat terbalik
Kartu Ratu Tongkat terbalik mengingatkan apakah kita tidak percaya akan diri kita sendiri. Mesikpun kita patut menghargai pendapat orang lain, namun kita pun tetap perlu menjadi diri sendiri. Kita tidak perlu fokus pada pengakuan orang lain, karena kehidupan setiap orang berbeda-beda. Sebaliknya, kita perlu fokus pada kualitas diri dan membangun keberanian dari dalam. Untuk mencapainya, kita dapat mencoba untuk menghargai dan menerima kondisi kita sendiri serta segala kemampuan yang kita miliki. Terkadang kita perlu untuk meluangkan waktu dengan diri sendiri tanpa gangguan agar kita mendapat pencerahan.
Namun, jangan sampai kita menarik diri dan bersikap tertutup. Jika kita mengucilkan diri, kita akan merasa terasing dan makin tidak percaya diri dan kehilangan semangat. Kita perlu mencoba untuk membuka hati dan bersikap jujur pada orang-orang terdekat. Pada dasarnya, orang yang mengerti dan peduli dengan kita akan menerima kita apa adanya. Kita dapat mencoba untuk membuka hati pada orang lain agar tidak ada yang perlu disembunyikan sehingga kita dapat menjadi diri sendiri.
Selanjutnya: